Kamis, 24 Desember 2015

https://youtu.be/6iafFAtcICE

Minggu, 06 Desember 2015

https://youtu.be/mtTN5HZyeUc

https://youtu.be/slCFLaiRmkE

Sabtu, 04 April 2015

Tutup halaman lama , di pengujung bulan (Desember)
buka Halaman baru di 2015

haha telat , (gapapa dari pada nggk sam asekali )

Gw cuma mau berbagi tentang pengalaman gw , jangan pernah lu sia-siain dia yng peduli sama lu , seburuk apapun dia .

Kamis, 01 Mei 2014

English Punctuation (Tanda baca dalam bahasa Inggris)


Pengertian Punctuation

Punctuation merupakan tanda baca.
Contoh tanda baca dalam bahsa inggris yang sering di gunakan :
Full stop ( titik )
Comma ( koma )
ellipsis ( titik-titik )
colon ( titik dua )
semicolon ( titik koma )
question mark ( tanda tanya )
exclamation mark ( tanda seru )
quotation marks ( tanda kutip )
hyphon ( tanda sambung )
slash ( garis miring )
parontheses ( kurung )
apostrophe ( dan )

Kamis, 24 April 2014

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


hy Teman , kali ini saya mau  berbagi pengalaman ni tentang kekesalan hati ini karena di permainkan oleh si printer yang ngga bisa di ajak kompromi , ahahha

langsung ajah Ini berawal dari pengalaman ku beberapa minggu yang lalu ketika aku print out tugas kuliah dari file Ms. Word di printer Canon yang tiba-tiba font hasil print jadi 50% lebih kecil dan tentu tidak sesuai dengan setingan sebelumnya. berkali-kali aku ulangin dan hasilnya sungguh sangat tidak memuaskan  / sama saja dan tentunya membuat hati ini jengkel sekali cause waktu menyusun Tugasnya semakin dekat :D ( Curcol ). Akhirnya saya mencoba mencari solusinya di Google , searching sana kemari , tapi hasilnya pun belum memuaskan . akhirnya saya memberanikan diri untuk mencoba memecahkan solusinya sendiri utak-atik sendiri dengan berbekal sedikit ilmu yang aku dapat dari searching tadi , dan alhamdulillah akhirnya berhasil juga

Nah, sekarang aku mau berbagi dengan teman-teman siapa tauk ada yang mengalami masalah seperti yang aku alami. langsung aja Cekidot

1. Seperti biasa buka perintah print dengan buka menu unta Ms. word yanng berada di ujung kiri atas dan pilih Print atau dengan  ctrl + P


2. Selanjutnya  pilih Printer Canon/Printer yanng sedang kamu gunakan dan klik  Properties


3. Setelah itu pilih ta Page Setup dan klik Default , kemudian klik OK 


Selanjutnya atur pengaturan yang anda kehendaki seperti pengaturan kertas , warna , jumlah copy dll

enough , thanks
semoga bermanfaat  (^_^)

Jumat, 11 April 2014




MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM
“PERADABAN ISLAM PADA MASA TURKI USMANI
DAN PADA  MASA MONGOL“
Dosen Pembimbing : M. Muluk Alfian, S.Pd.I, MH

inm.jpg                                                                 








Disusun Oleh Kelas C
Kelompok VII
Sri Astuti Andayani (1311040139)
Wildan Maududi (1311040123)




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS TARBIYAH
IAIN RADEN INTAN LAMPUNG
Jl. Letkol. H. Endro Suratmin, Sukarame
Bandar Lampung
2013/2014






KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat karunia-Nya, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam, pada semester II, di tahun ajaran 2014, dengan judul Peradaban Islam pada Masa Turki Usmani dan Masa Mongol.
Dengan membuat tugas ini penulis di harapkan mampu untuk lebih mengetahui tentang sejarah Islam pada masa Turki Usmani dan masa Mongol.
Penullis sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan makalh ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
Harapan penulis, semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberi kesadaran tersendiri bagi generasi muda bahwa mempelajari sejarah itu penting, karena dari sejarah kita dapat belajar banyak hal dan banyak nilai-nilai moral yang kita dapat seperti mempelajari hasil kebudayaan pada suatu peradaban dan system pemerintahannya.


Bandar Lampung, 8 April 2014




Penulis




BAB I 
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sejarah Peradaban Islam adalah sesuatu yang wajib kita ketahui sebagai umat Islam, karena dari Sejarah Peradaban Islam tersebut kita dapat belajar banyak hal dan banyak nilai-nilai moral yang kita dapat seperti mempelajari hasil kebudayaan pada suatu peradaban dan sistem pemerintahannya. Dari sinilah kita akan memperoleh nilai-nilai sosial, moral, budaya, pendidikan dan politik.
Sejak mundur dan berakhirnya era Abbasiyah, keadaan politik umat Islam mengalami kemajuan kembali oleh tiga kerajaan besar : Turki Usmani di Turki, Mughal di India, dan Safawi di Persia. Dari ketiganya, Turki Usmani adalah yang terbesar dan terlama, dikenal juga dengan Imperium Islam. Dengan wilayahnya yang luas membentang dari Afrika Utara, Jazirah Arab, Balkan hingga Asia Tengah, Turki Usmani menyimpan keberagaman bangsa, budaya dan agama, Turki Usmani mampu berkuasa sekitar 6 abad berturut-turut.
Sejarah peradaban Islam masa Turki Usmani yang penuh dengan suasana politik, bagaimana kerajaan Turki Usmani mampu menjadi kerajaan islam yang paling hebat sepanjang masa, serta bagaimana pula kerajaan Islam sebesar ini bisa runtuh dan akhirnya menjadi Republik Turki pada tahun 1924.
Keruntuhan kerajaan Turki Usmani disebabkan karena faktor internal dan eksternal.
Dan setiap bangsa pastilah memiliki sejarah masa lalunya, beserta hasil beradaban pada masa itu. Sebagaimana dengan peradaban-peradaban di dunia, Bangsa Mongol pun memiliki kekayaan sejarah dan kebudayaan yang tidak ternilai sumbangannya terhadap peradaban dunia, pada umumnya dan Islam pada khususnya. Dalam khazanah pengetahuan sejarah, Bangsa Mongol mulai muncul pada akhir abad XII dan awal abad XIII.
Begitu luas kekuasaan Bangsa Mongol, yang kurang lebih tiga abad menguasai sebagian besar daratan Asia dan Eropa sebelum dan sesudah bersentuhan dengan Islam. Oleh sebab itu, penulis akan membatasi dalam makalah ini yaitu mengkaji fakta-fakta yang terjadi di tengah-tengah dinasti-dinasti Islam keturunan Chengis; Chaghtai, Golden Horde, dan Ilkhan. Kesemuanya itu dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita, maka hal inilah yang melatar belakangi disusunnya makalah ini.

1.2  Perumusan Masalah
Dari latar belakang diatas penulis dapat merumuskan beberapa masalah :
1.    Bagaimanakah proses awal berdirinya Dinasti Usmani ?
2.    Seperti apakah masa kejayaan dan bagaimana proses kemunduran dinasti Usmani ?
3.    Bagaimana proses asal usul Bangsa Mongol dan bagaimana para pemimpinnya ?
4.    Bagaimana proses berdirinya Dinasti Persia ?
5.    Apa kebudayaan Mongol dan apa dampak  kekuasaan Mongol ?






1.3  Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis, diantaranya adalah :
1.    Untuk mengetahui bagaimana sejarah berdirinnya Dinasti Usmanidan Bangsa Mongol .
2.    Untuk mengetahui masa-masa kejayaan dan proses kemunduran Dinasti Usmani.
3.    Untuk mengetahui proses berdirinya Dinasti Persia.
4.    Dan mengetahui kebudayaan Mongol dan dampak kekuasaan Mongol.














BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Sejarah Berdirinya Dinasti Usmani
Pendiri kerajaan ini adalah bangsa Turki dari kabilah Oghus yang mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina. Dalam jangka waktu kira-kira tiga abad, mereka pindah ke Turkistan kemudian Persia dan Irak. Mereka masuk Islam sekitar abad kesembilan atau kesepuluh, ketika mereka menetap di Asia Tengah.[1]
            Di bawah tekanan serangan Mongol pada abad ke-13, mereka melarikan diri ke daerah barat dan mencari tempat pengungsian di tengah-tengah saudara mereka, orang-orang Turki Saljuk, di dataran tinggi Asia Kecil.
Di bawah pimpinan Ertogul, mereka mengabdi diri kepada SultanAlauddin II, Sultan Saljuk yang kebetulan sedang berperang melawan Bizantium. Berkat bantuan mereka, Sultan Alauddin mendapat kemenangan. Atas jasa b aik itu, Alauddin menghadiahkan sebidan tanah di Asia Kecil yang berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu mereka terus membina wilayah barunya dan memilih kota Syuhud sebagai ibu kota.
Tahun1300M, bangsa Mongol menyerang kerajaan Saljuk dan Sultan Alauddin terbunuh. Kerajaan Saljuk Rum ini kemudian terpecah-pecah dalam beberapa kerajaan kecil. Usmani kemudian menyatakan kemerdekaan dan berkuasa penuh atas daerah yang didudukinya. Sejak itulah Kerajaan Usmani dinyatakan berdiri.[2]
Penguasa pertam adalah Usman yang disebut juga dengan Usman I. setelah Usman I mengumumkan dirinya sebagai Padisyah Al-Usman (Raja besar keluarga Usman) tahun 699 H (1300 M) setap demi setapak wilayah kerajaan dapat diperluas. Ia menyerang daerah perbatasan Bizantium dan menakhlukan kota Broessa tahun 1317 M, kemudian tahun 1326 M dijadikan sebagai ibukota kerajaa Turki Usmani.
Pada masa pemerintahan Orkha (1326-1359 M) Turki Usmani dapat menakhlukan Azumia (1327), Tasasyani (1330 M), Uskandar (1328 M), Ankara (1354 M), Gallipolli (1356 M). daerah ini adalah bagian bumi Eropa yang pertama kali di duduki Kerajaan Usmani.[3]
            Ketika Murad I berkuas a(1359-1389 M) selain memantapkan keamanan dalam negri, ia melakukan perluasan daerah ke benua Eropa. Ia dapat menakhlukan  Andrianopel, Macedonia, Sopia, Solonia dan seluruhwilayah bagian utara Yunani. Merasa cemas  terhadap kemajuan ekspansi kerajaan ini ke Eropa, Paus mengobarkan semangat perang. Sejumlah besar pasukan sekutu Eropa disiapkan untuk memukul mundur Turki Usmani. Pasukan ini dipimpin oleh Sijisman, raja Honggaria. Namun sultan bayazid I (1389-1403 M) pengganti Murad I dapat menghancurkan pasukan sekutu Kristen eropa tersebut. Peristiwa ini meruapak catatan sejarah yang sangat gemilang bagi umat islam.
Turki usmani mencapai kegemilangannya pada saat kerajaan ini dapat menkhlukan pusat peradaban Nasrani di bizantium, yaitu konstantinopel. Sultan Muhammad II yang dikenal dengan sultan Muhammad Al-fatih (1451-1484 M) dapat mengalahkan Bizantium dan menakhlukan konstantinopel pada tahun 1453 M.[4]
Dengan terbukanya kota konstantinopel sebagai benteng pertahanan terkuat kerajaan bizantium, lebih memudahkan arus ekspansi turki usmani kerena ekspansi turki usmani juga dilakukan di wilayah ini, bahkan sampai ke pintu gerbang kota Wina, Austria.
Ketika Sultan Salim (1512-1520 M) naik tahta, ia mengalihkan perhatian kearah timur dengan menakhlukan Persia, Syiria dan Dinasti Mamalik di mEsir. Usaha Sultan Salim ini dikembangkan oleh Sultan Sulaiman al-Qanuni (1520-1566 M). Sulaiman berhasil menundukan Irak, Belgrado, Pulau Rhodes, Tunis, Budhapest dana yaman. Dengan demikian, luas wilayah Turki  Usmani pada masa Sultan Sulaiman mencakup Asia Kecil, Tunis dan Aljazair di Afrika, Bulgaria, Yunani, Yugoslavia. Albania, Hongaria dan Rumania di Eropa.
Setelah Sultan Sulaiman meninggal dunia, terjadilah perebutan kekuasaan antara putra-putranya, yang menyebabkan kerajaan Turki Usmani mundur. Akan tetapi, meskipun meskipun mengalami kemunduran , kerajaan ini untuk masa abad masih dipegang sebagai negara terkuat, terutama dalam bidang militer.
Kerajaan Turki Usmani yang mememrintah hampir tujuh abad lamanya (1299-1924 M), diperintah oleh 38 sultan.[5]
Kejayaan Turki Usmani dialami pada abad ke-16, ketika Dinasti Turki Usmani mencapai kejaya sehingga daerah kekuasnnya itu membentang dari Selat Persia di Asia sampai ke pintu gerbang kota Wina di Eropa dan dari laut Gaspienne di Asia sampai ke Aljazair di Afrika Barat.
Kemajuan dan perkembamgan sekspansi kerajaan Turki Usmani  yang demikian luas dan berlangsung dengan cepat itu diikuti pula oleh kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam aspek peradaban.

2.2  Masa Kemajuan dan Kemunduran Dinasti Usmani
2.2.1 Masa Kemajuan Dinasti Usmani
Dengan adanya dukungan militer, tidak beberapa lama Turki Usmani menjadi kerajaan yang besar bertahan dalam kurun waktu yang lama.
Kemajuan dan perkembangan ekspansi kerajaan Turki Usmani yang demikian luas dan berlangsung cepat itu diikuti pula oleh kemajuan-kemajuan dalam bidang –bidang kehidupan yang lain, diantaranya sebagai berikut:
  1. Bidang Kemiliteran
Para pemimpin kerajaan Turki Usmani adalah orang-orang yang kuat, sehingga kerajaan dapat melakukan ekspansi dengan cepat dan luas. Namun, kerajaan Turki Usmani mencapai masa keemasannya bukan semata-mata karena keunggulan politik para pemimpinnya. Akan tetapi yang terpenting diantaranya adalah keberanian, ketrampilan, ketangguhan, dan kekuatan militernya yang sanngup bertempur kapan saja dan dimana saja.
Orkhan pemimpin Turki Usmani yang pertama kali mengorganisasi kekuatan militer dengan baik serta taktik dan strategi tempur yang teratur. Pada periode ini tentara Islam pertama kali masuk ke Eropa. Orkhan berhasil mereformasi dan membentuk tiga pasukan utama tentara. Pertama, tentara Sipahi (tentara reguler) yang mendapatkan gaji tiap bulannya. Kedua, tentara Hazeb (tentara ireguler) yang di gaji pada saat mendapatkan harta rampasan perang (Mal al-Ghanimah). Ketiga, tentara Jenissary atau Inkisyariyah (tentara yang direkrut pada saat berumur 12 tahun, kebanyakan adalah anak-anak Kristen yang dibimbing Islam dengan disiplin yang kuat). Pasukan inilah yang dapat mengubah negara Turki Usmani menjadi mesin perang yang paling kuat dan memberikan dorongan yang amat besar dalam penaklukan negeri-negeri non muslim.
Orkhan juga membenahi angkatan laut karena ia mempunyai peranan yang besar dalam perjalanan ekspansi Turki Usmani. Pada abad ke-16, angkatan laut Turki Usmani mencapai puncak kejayaan, karena dengan cepat dapat menguasai wilayah yang amat luas baik di Asia, Afrika, maupun Eropa. Faktor utama yang mendorong kemajuan di bidang kemiliteran ini adalah tabiat bangsa Turki itu sendiri yang bersifat militer, berdisiplin, dan patuh terhadap peraturan. Yang mana tabiat ini merupakan tabiat yang mereka warisi dari nenek moyangnya di Asia Tengah.
2.    Bidang Pemerintahan
Suksesnya Ekspansi Turki Usmani selain karena ketangguhan tentaranya juga dibarengi pula dengan terciptanya jaringan pemerintahan yang teratur. Dalam mengelola wilayah yang luas para raja-raja Turki Usmani senantiasa bertindak tegas. Dalam struktur pemerintahan, sultan sebagai penguasa tertinggi. Dibantu oleh shadr al-a’zham (perdana menteri) yang membawahi pasya (gubernur). Gubernur mengepalai daerah tingkat I dan di bawahnya terdapat beberapa orang al-Zanaziq atau ‘Alawiyah (bupati).
Contohnya, ketika Turki Usmani dipimpin oleh Murad II. Beliau adalah seorang penguasa yang saleh dan dicintai rakyatnya, ia juga seorang yang sabar, cerdas, berjiwa besar, dan ahli ketatanegaraan. Bahkan Murad II banyak mendapat pujian dari sejarawan barat.
Selain itu, di masa pemerintahan Sultan Sulaiman I untuk mengatur urusan pemerintahan negara disusun sebuah kitab undang-undang (Qanun) yang diberi nama Multaqa al-Abhur yang menjadi pegangan hukum bagi kerajaan Turki Usmani.
3.    Bidang Ilmu Pengetahuan
Turki Usmani merupakan bangsa yang berdarah militer, sehingga lebih banyak memfokuskan kegiatan mereka dalam bidang kemiliteran. Sementara dalam bidang ilmu pengetahuan tidaklah begitu menonjol. Karena itulah dalam khazanah intelektual Islam kita tidak menemukan ilmuwan terkemuka dari Turki Usmani.
Namun demikian, mereka banyak berkiprah dalam pengembangan seni arsitektur Islam berupa bangunan-bangunan masjid yang indah. Seperti masjid Al-Muhammadi atau masjid Jami’ Sultan Muhammad Al-Fatih, masjid Agung Sulaiman, dan masjid Abi Ayyub Al-Anshari. Masjid-masjid tersebut dihiasi pula dengan kaligrafi yang indah. Ada salah satu masjid yang terkenal keindahan kaligrafinya adalah masjid yang asalnya Gereja Aya Sopia. Yang mana hiasan kaligrafi itu di jadikan penutup gambar kristiani yang ada sebelumnya.
Selain itu, pada masa sultan Sulaiman I di kota-kota besar dan
 kota-kota lainnya banyak di bangun masjid, sekolah, rumah sakit, gedung, makam, jembatan, saluran air, villa, dan pemandian umum.
4.    Bidang Budaya
Pengaruh dari ekspansi wilayah Turki Usmani yang sangat luas, sehingga kebudayaannya merupakan perpaduan macam-macam kebudayaan. Diantaranya adalah kebudayaan Persia, Bizantium, dan Arab.
Dari kebudayaan Persia, mereka banyak mengambil ajaran-ajaran tentang etika dan tata krama dalam istana raja-raja. Dari Bizantium, organisasi pemerintahan dan kemiliteran banyak diserap. Sedangkan dari Arab, mereka banyak menyerap ajaran-ajaran tentang prinsip-prinsip ekonomi, sosial kemasyarakatan, keilmuan, dan bahasa/huruf.
Orang-orang Turki Usmani memang terkenal sebagai bangsa yang suka dan mudah berasimilasi dengan bangsa asing dan terbuka untuk menerima kebudayaan luar.
5.    Bidang Keagamaan
Agama dalam tradisi masyarakat Turki Usmani mempunyai peranan besar dalam bidang sosial dan politik. Masyarakat digolong-golongkan berdasarkan agama, dan kerajaan sendiri sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku.
Pada masa pemerintahan Sulaiman al-Qanuni rakyat muslim diwajibkan harus sholat lima kali dan berpuasa di bulan Ramadhan. Jika ada yang melanggar tidak hanya dikenai denda namun juga sanksi badan. Sehingga sultan Sulaiman al-Qanuni bukan hanya sultan yang paling terkenal di kalangan Turki Usmani, akan tetapi pada awal abad ke 16 beliau adalah kepala negara yang paling terkenal di dunia. Beliau seorang penguasa yang shaleh, dan juga berhasil menerjemahkan Al-Qur’an dalam bahasa Turki. Bahkan pada saat Eropa terjadi pertentangan antara Katolik, mereka diberi kebebasan dalam memilih agama dan diberikan tempat di Turki Usmani. Bahkan Lord Cerssay mengatakan, bahwa pada zaman dimana dikenal ketidakadilan dan kedzaliman Katolik Roma dan Protestan, maka Sultan Sulaiman yang paling adil dengan rakyatnya meskipun ada yang tidak beragama Islam.
Di kerajaan Turki Usmani, tarekat juga mengalami kemajuan. Tarekat yang paling terkenal ialah tarekat Bektasyi dan tarekat Maulawi. Kedua tarekat banyak dianut oleh kalangan sipil dan militer. Tarekat Bektasyi mempunyai pengaruh yang sangat dominan di kalangan Jenissary, sehingga mereka sering disebut dengan tentara Bektasyi. Sementara tentara Maulawi mendapat dukungan dari para penguasa dalam mengimbangi Jenissary Bektasyi.
Di lain pihak, kajian-kajian ilmu keagamaan seperti: Fiqh, ilmu kalam, Tafsir, dan Hadist boleh dikatakan tidak mengalami perkembangan yang berarti. Para penguasa lebih cenderung untuk menegakkan satu paham (Madzab) keagamaan dan menekan Madzab lainnya. Contoh Sultan Abd Al-Hamid II begitu fanatik terhadap aliran Ash-‘Ariyah. Akibat kelesuan di bidang ilmu keagamaan dan fanatik yang berlebihan, maka ijtihad tidak berkembang.

2.2.2     Masa Kemunduran Dinasti Usmani
Kerajaan Turki Usmani mulai melemah semejak meninggalnya Sulaeman Al Qanuni. Pengganti Sulaeman I, Sultan Salim II merupakan pemimpin yang lemah dan pada umumnya tidak berwibawa. Sehingga kenaikan Sultan Salim II (1566-1574) dianggap sebagai permulaan keruntuhan Turki Usamani dan berakhirnya zaman kekemasannya.
  Selain itu para pembesar kerajaan hidup dalam kemewahan sehingga sering terjadi penyimpangan keuangan Negara. Sekalipun demikian serangan Eropa masih terus berlangsung terutama penaklukkan terhadap kota Wina di Australia. Usaha penaklukkan ini ternyata juga tidak berhasil.
           Faktor-faktor keruntuhan Kerajaan Turki Usmanin dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu: secara internal dan eksternal, secara internal, yaitu :
1.    Luasnya wilayah kekuasaan dan buruknya sistem pemerintahan yang ditangani oleh orang-orang berikutnya yang tidak cakap, hilangnya keadilan, merajalelalanya korupsi dan meningkatnya kriminalitas, merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap keruntuhan kerajaan Usmani.
2.    Heterogenitas penduduk menyebabkan kurangnya rasa persatuan, terlebih Usmani merupakan kerajaan yang coraknya militer. Padahal militerisme diakui sangat sulit untuk membentuk suatu persatuan.
3.     Kehidupan yang istimewa dan bermegahan. Sangat disayangkan pula bila kehidupan istana jauh dari nilai-nilai keislaman, justru sikap bermegah-megahan dan istimewa serta memboroskan uang terjadi pula di kerajaan Turki Usmani.   
4.    Merosotnya perekonomian Negara akibat pemborosan harta dan peperangan Turki mengalami kekalahan terus menerus.

Secara eksternal, yaitu :
1.    Timbulnya gerakan nasionalisme.
Bangsa-bangsa yang tunduk pada kerajaan Turki berkuasa, mulai menyadari kelemahan dinasti tersebut, Maka walaupun kerajaan Usmani memperlakukan mereka sebaik mungkin, namun dalam benak mereka tetap saja bila Usmani adalah penjajah yang datang menyerbu dan menguasai wilayah mereka. Dimulailah usaha untuk melepaskan diri dari pemerintahan Usmani. Di Mesir misalnya, Yenisari justru bekerjasama dengan Dinasti Mamalik dan akhirnya berhasil merebut kembali wilayah Mesir pada 1772 M hingga kedatangan Napoleon pada 1789 M. Lalu ada gerakan Wahabisme di tanah Arab yang dipelopori oleh Muhammad bin Abdul Wahab yang bekerjasama dengan keluarga Saud, dan akhirnya berhasil memukul mundur kekuasaan Turki dengan bantuan tentara Inggris dari jazirah Arab. Keluarga Saud sendiri memproklamirkan dirinya sebagai penguasa Arab, maka wilayah jazirah Arab selanjutnya dinamakan Saudi Arabia.
2.     Terjadinya kemajuan tekhnologi barat, khususnya dalam bidang persenjataan.
Dimana sistem kemiliteran bangsa barat selangkah lebih maju dibandingkan dengan kerajaan Turki Usmani. Oleh karena itu saat terjadi kontak senjata maupun peperangan yang terjadi belakangan, tentara Turki selalu mengalami kekalahan. Terlebih Turki Usmani sangat tidak mendorong berkembangnya ilmu pengetahuan, Turki mengalami stagnasi Ilmu pengetahuan. Maka otomatis peralatan perangnya pun semakin ketinggalan jaman. Saat Turki Usmani mulai berbenah, sudah terlambat karena wilayahnya sedikit demi sedikit mulai menyusut karena melepaskan diri dan sulit untuk menyatukannya kembali.
3.     Pengaruh kehidupan barat yang masuk ke istana.
Penyimpangan orientasi mereka ini membuat terlena dengan keluasan wilayah sehingga membuat mereka meninggalkan perkembangan pendidikan mereka. Berbeda dengan bangsa Eropa yang telah mengugguli mereka, kemunduran kerajaan turki utsmani ini terlihat dari bagian bagian wilayah yang dikuasai oleh turki utsmani ini mulai tergerak ingin merubah hidupnya menjadi yang lebih baik dan muncul paham kapitalisme individual sehingga sebagian mereka ingin melepaskan diri. Tampaknya pengaruh barat mulai mendapatkan hasil dengan kelemahan kerajaan turki ini, dan terlahir paham-paham yang ingin membebaskan, sehingga paham turki sendiri tidak dapat menghalangi mereka.
Karena faktor-faktor tersebut, Turki Usmani menjadi lemah dan kemudian mengalami kemunduruan dalam berbagai bidang. Pada periode selanjutnya di masa modern, kelemahan kerajaan usmani ini menyebabkan  kekuatan eropa tanpa segan-segan menjajah dan menduduki daerah-daerah muslim yang dulunya berada di bawah kekuasaan kerajaan Usmani, terutama di Timur Tengah dan Afrika Utara.
2.3      Sejarah Bangsa Mongol dan Para Pemimpinnya
 2.3.1 Sejarah Bangsa Mongol
Asal mula bangsa Mongol adalah masyarakat hutan yang mendiami daerah Siberia dan Mughal wilayah luar disekitar danau Baikal. Sebenarnya mereka bukanlah seperti suku nomad yang suka berpindah pindah dari berbagai stepa ke stepa yang lain walaupun mereka selalu mengalahkan stepa mana saja dimana mereka bertemu sebagai akibat dari ketangkasan mereka menunggang kuda sambil memainkan anak panah yang mereka kuasai.
M. Abdul Karim mengatakan bahwa sejarah bangsa Mongol sudah dimulai pada abad ke XII M. dan awal abad ke XIII M. sebagaimana ia mengutip dari buku secret history of the mongol, beberapa sumber Persia dan cina, mengatakan bahwa tampak pada mulanya bangsa mongol adalah suatu masyarakat hutan, mereka adalah salah satu dari anak rumpun bangsa tartar. Sebagian besar ahli sejarah mengatakan bahwa bangsa mongol adalah asal nama suatu tempat asal mereka di Mongolia, dimana mula- mula mereka tinggal maka dinamakan mongol.
Sejarah Cina mengatakan bahwa nama Mongol berasal dari bahasa Cina “ mong “ yang artinya pemberani, namun hampir seluruh sejarawan mengakui bahwa bangsa mongol muncul bersamaan dengan bangsa Hun di Asia Tengah yang terkenal dengan bangsa Tartar. Badri Yatim dalam sejarah peradaban islam mengatakan bangsa Mongol berasal dari pegunungan Mongolia, yang membentang dari Asia Tengah sampai ke Siberia Utara, Tibet Selatan, dan Manchuria barat serta Turkistan Timur. Nenek moyang mereka bernama Alanja Khan yang mempunyai dua putra kembar, Tartar dan Mongol. Kedua putra itu melahirkan dua suku bangsa yang besar, mongol dan tartar. Mongol mempunyai anak bernama ilkhan yang melahirkan keturunan pimpinan bangsa Mongol di kemudian hari.
Ada referensi sejarah yang mengatakan bahwa pada awal abad XII M. Orang-orang mongol dibawah kekuasaan dinasti Keen di Cina Utara, keberadaan mereka pertama dibawah pimpinan Khabul Khan dan memberontak terhadap dinasti Cina tersebut dan mereka menang mutlak mengalahkan Dinasti Keen Kusaku (kusagu). Dengan demikian orang Mongol mulai dikenal dalam sejarah, demikian pula pimpinan mereka Khabul Kahan dengan memakai gelar Khakan. Pada akhir abad ke XII M. orang Mongol bersatu di bawah pimpinan Chengis Khan dan muncul dalam sejarah sebagai kekuatan besar yang menggetar Asia.
Pimpinan bangsa Mongol yang pertama adalah Yesugey (W 1175 M), ia adalah ayah Chengis Khan (biasa dengan ejaan Jengis Khan). Chengis khan sendiri bernama asli Timujin yang diberikan padanya dalam sebuah sidang kepala suku Mongol tertinggi pada tahun 1206 M pada umur 44 tahun di Qaraqorum. Ia adalah seorang pandai besi yang mencuat namanya karena sebuah peperangan yang dimenangkannya melawan orang Khan atau Torgil kepala Suku Kreyt.
Bangsa Mongol adalah bangsa biadab yang paling menggetarkan, yang pernah dialami dunia. Tujuan mereka tidaklah menaklukkan untuk menduduki daerah, juga tidak untuk merampok saja, tetapi terutama untuk menumpahkan darah dan menghancurkan negeri. Disetiap daerah yang di laluinya pembunuhan besar-besaran terjadi, bangunan-bangunan indah dihancurkan, sekolah, masjid-masjid dan gedung-gedung lainnya di bakar.

2.3.2     Para Pemimpin Mongol
1.    Jenghiz Khan (7H/12-13 M)
Jenghiz Khan adalah pemimpin palinng terkemuka tanpa tanding. Ialah yang menundukkan seluruh Mongolia dan Tatar di bawah kekuasaannya dan menyatukan meraka, lalu membentuk pasukan yang sangat besar. Ia juga yang telah meletakkan undang-undang Mongolia yang terkenal. Dengan pasukannya ia menyerbu pemerintahannya Khawariz dan menghancurkanya. Ia menguasai negeri-negeri Asia, antara lain Bukhara, Balkh, Naisabur, Samarkand, dan juga kota-kota besar Iran.
2.    Hulagu Khan (7H/13 M)
Hulagu Khan adalah pemimpinan Mongolia yang menghabisi kekhalifahan Abbasiyah, dan menghacurkan Baghdad, dengan membunuh sebagian besar, pendudukanya. Bahkan juga membunuh Khalifah Al-Mu’tashim, khalifah terakhir Dinasti Abbasiyah. Ia kemudian melanjutkan penyerbuannya, menghancurkan  sebagai kota-kota di Syiria. Hulagu juga mendirikan Pemerintah Ilkhan di Irak.
3.    Timur Lenk (8 H/14 M)
Timur Lenk adalah penguasa muslim India yang memerangi negeri-negeri tetangga seperti Persia, Irak, Syam, dan Turki. Timur Lenk adalah penguasa yang pemberani, Timur Lenk artinya Timur yang pincang.
4.    Zhahirudi Babur (10 H/15-16 M)
Zhahirudi Babur adalah pendiri kekaisaran Mongollia (muslim) di India, yang berkuasa sepanjang tahun 932-1275 H/1526-1858 M.[6]
2.4      Dinasti Mongol di Persia (1265-1502 M)
Hulagu (raja pertama yang bergelar Ilkhan) digantikan anaknya, Abaqa (1265-1282 M), bersimpati pada kaum kristen, karena pengaruh ibu tirinya.
Kaisar Mongol di Persia ke-3, Ahmad Takudar (1282-84 M), inilah kaisar pertama yang beragama Islam. Ia menggunakan seluruh kemampuannya untuk mambawa seluruh bangsa Mongol menjadi muslim, dan berkirim pesan ke sultan Mamluk (Qalawun) yang berisi keinginannya melindungi Islam. Sikapnya ini ditentang rakyat dan bangsawan, sehingga pada tanggal 10 Agustus 1284 M, ia dihukum mati oleh Arghun (1284-1291 M). Arghun sangat kejam terhadap Islam, pejabat muslim semuanya dibunuh, dan semua pengganti Takudar penyembah berhala.
Ghazan (1295-1304), kaisar ke-7, beribukota di Azerbaijan. Dibesarkan sebagai seorang Budha, tapi akhirnya masuk Islam. Islam Syi’ah menjadi agama negara. Kebijakannya: memerintahkan kaum Kristen dan Yahudi membayar jizyah, mencetak mata uang berinskripsi Islam (Mei 1299), melarang riba, pejabat menggunakan serban sebagai pengganti pakaian nasional mereka, membentuk lembaga (Ilkhan/Ghazani) untuk menertibkan administrasi dan keuangan negara. Tahun 1304 meninggal di usia 32 tahun karena sakit.
Uljaytu Banda (1305-1316, putra Arghun). Ia penganut Syi’ah dan mentahbiskan Hukum Islam dengan keras. Meminta bantuan Philip le Bol, Edward II dan Paus Clement IV untuk memerangi Mamluk yang Sunni.
Digantikan anaknya, Abu Sa’id (1317-1334 [penguasa terakhir]). Ia mengangkat Rashiduddin dan Ali Shah menjadi menteri. Tapi Ali Shah iri dengan kejujuran, loyalitas, dan ke-pakar-an (ahli sejarah dan astronomi) Rashiduddin, sehingga ia dibunuh. Hubungan dengan Mamluk  (sultan Nasir Muhammad) mencair pada tahun 1332 dalam memperebutkan Siria.
Perselisihan dalam tubuh Ilkhaniyah menyebabkan terpecahnya kerajaan menjadi dinasti-dinasti kecil. Tapi mereka dapat dipersatukan pada masa Timur Lenk yang membentuk dinasti Timuriyah yang berpusat di Samarkand.
Kekuatan Timur (w.1408) sudah berkembang pada tahun 1369. mulai tahun 1380 ia memulai peperangan yang panjang dan serius di persia dan Afghanistan; memperkecil Mesopotamia, merampas Baghdad, menyerang Khan Golden Horde di Rusia Selatan, menyerbu India utara, Anatolia dan mengusir orang Turki Usmani di Angora, syiria diperkecil, Aleppo dan Damaskus kekuasaan Mamluk dirampas, Samarkand di Transoxinia dijadikan ibukota negara. Keturunan Timur bertahan se-Abad, namun ada keturunannya (Baber) yang menyerbu Lahore pada tahun 1525 dan mendirikan Kerajaan Mughal di India.

2.5       Kebudayaan Mongol dan Dampak Kekuasaan Mongol
2.5.1 Kebudayaan Mongol
Hulagu Khan sangat tertarik pada bangunan dan arsitektur yang indah dan filsafat. Atas daran Nasiruddin at-Tusi, seorang filsuf nuslim besar, ia membangun observatorium di Maragha tahun 1259.
Sebagian wilayah Ilkhan yang berada dikawasan kebudayaan Arab seperti Irak, Kurdistan dan Azerbaijan, diwarisi oleh Dinasti Jalayiriyah. Jalayir adalah suku Mongol yang mengikuti Hulagu ketika menakhlukan negeri-negeri Isalm. Dinasti ini didirikan oleh Hasan Buzurg (agung), yang dibedakan dengan Hasan Kuchuk (kecil) dari Dinasti Chupaniyah, musuh bebuyutannya yang memerintah sebagai gubernur di Anatolia di bawah Sultan Abu Sa’id, penguasa terakhir  Dinasti Ilkhan. Hasan Buzurgakhirnya menundukan Chupaniyah walaupun ia masih harus mengakui kekuasaan  Ilkhan, dan memusatkan kekuasaan di Baghdad. Di masa Uways, pengganti Hasan Agung, jalayiriah baru memiliki kedaulatan secara penuh. Ia dapat menundukkan Azerbaijan, namun mendapat perlawanan dari Dinasti Muzaffariyah dan khan-khan Horde Keemasan. Mereka akhirnya dikalahkan oleh Qara Qoyunlu.
Kultur Islam yang berada di kawasan Arab, Iraq, Syiria, dan sebagian Persia, walau secara politis ditaklukkan Mongol, tapi akhirnya Mongol sendiri yang terserap ke dalam budaya Islam.
Dapat disimpulkan bahwa  akar budaya Islam di kawasan budaya Arab diperintah bukan hanya oleh dinasti yang berbangsa Arab, tetapi siapa yang kuat akan memerintah wilayah tersebut. Dinasti-dinasti silih berganti berkuasa, tapi yang langgeng adalah kekuasaan dari bangsa Arab sendiri, baik pada masa klasik maupun masa modern.

2.5.2     Dampak Kekuasaan Mongol
Kekuasaan mongol terhadap peradaban Islam sungguh sangat terasa. Dampak negative tentunya lebih banyak jika dibandingkan dampak positifnya. Kehancuran tampak jelas di mana-mana dari serangan Mongol, sejak dari wilyah timur hingga ke barat. Kehancuran kota-kota dengan bangunan yang indah-indah dan perpustakaan-perpustakaan yang mengoleksi banyak buku memperburuk situasi umat Islam. Pembunuhan terhadap umat Islam terjadi, bukan hanya pada masa Hulagu yang membunuh Khalifah Abbasiyah dan keluarganya, tetapi pembunuhan  juga di lakukan  terhadap umat Islam yang tidak berdosa.
Bangsa Mongol yang asal mulanya memeluk agama nenek  moyang mereka, beralih memeluk agama Buddha dan rupanya mereka bersimpati terhadap orang-orang Kristen yang bangkit kembali pada masa itu dan menghalang-halangi dakwah islam dikalangan Mongol. Yang lebih fatal lagi ialah hancurnya Baghdad sebagai pusat Dinasti Abbasiyah yang di dalamnya terdapat berbagai macam tempat belajar dengan fasilitas perpustakaan, hilang lenyap dibakar oleh Hulagu. Suatu kerugiann besar bagi Khazanah ilmu pengetahuan yang dampaknyamasih dirasakan hingga kini.
Adapula dampak postif dengan berkuasanya Dinasti Mongol ini setelah para pemimpinnya memeluk agama Islam. Mereka dapat menerima dan masuk ke agama Islam, anatara lain disebebkan mereka berasimilasi dan bergaul dengan masyarakat muslim dalam jangka panjang. Seperti yang dilakukan oleh Ghazan Khan (1295-1304) yang menjadikan islam sebagai agama resmi kerajaannya, walau pada mulanya beragama Buddha. Rupanya ia telah mempelajari ajaran agama-agama sebelum menetapkan keislamanya.
 Dan yang kebih mendorongnya masuk Islam ialah Karena pengaruh seorang menterinya, Rashiduddin yang terpelajar dan ahli sejarah yang terkemuka yang selalu berdialog dengannnya dan Nawruz, seorang gubernurnya untuk beberapa provinsi Syiria. Ia menyuruh kaum Kristen dan Yahudi  untuk membayar jizyah, dan memerintahkan untuk mencetak uang yang bercirikan Islam, melarang riba, serta menyuruh para pemimpinnya menggunakan sorban.
Ia gemar kepada seni dan ilmupengetahuan, menguasai beberapa bahasa seperti mongol, arab, Persia, cina, tibel dan latin. Ia wafat pada usia 32 tahun karena tekanan batin yang berat sehingga ia sakit yang menyebabkan kematiannya, yaitu ketika apsukannya kalah di Syiria dan munculnya sebuah komplotan yang berusaha untuk menggusurnya dari kekuasnnya. Sepeninggal Ghazan digantikan oleh Uljaytun Khuda baNda (1305-1326) yang memberlakukan aliran Syi’ah sebagai hukum resmi kerajannya. Ia mendirikan ibu kota baru yang bernama Sultaniyah, yang dibangun dengan arsitektur khas Ilkhan  dan menjadi pusat  perdagangan yang menghubungkan antara dunia barat dan india serta timur jauh. Namun perselisihan dalam keluaraga Dinasti Ilkhan menyebabkan runtuhnya kekuasaan mereka.[7]




















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kerajaan Turki Utsmani merupakan kerajaan yang dipimpin oleh 40 sultan. Pada abad pertengahan memang masa yang paling bersejarah bagi bangsa arab, bahkan kemunduran bagi bangsa barat, dalam segi pandang kerajaan, kekuasaan wilayah adalah yang terpenting. Turki utsmani yang memimpin selama kurang lebih 6 abad memberikan bukti kejayaannya sampai ke Eropa, akan tetapi dari stagnanisasi bangsa utsmani mereka lebih memajukan kemiliteran mereka dari pada pendidikannya, bagi mereka kemiliterannya adalah satu hal yang terpenting yang harus dimiliki oleh seorang pemimin, dengan orientasi penalukan konstantinopel, membuat mereka menjadi bersemangat untuk menjadikan kerajaan turki utsmani menjadi symbol kejayaan islam.
Penyimpangan orientasi mereka ini membuat terlena dengan keluasan wilayah sehingga membuat mereka meninggalkan perkembangan pendidikan mereka. Berbeda dengan bangsa Eropa yang telah mengugguli mereka, kemunduran kerajaan turki utsmani ini terlihat dari bagian bagian wilayah yang dikuasai oleh Turki Usmani ini mulai tergerak ingin merubah hidupnya menjadi yang lebih baik dan muncul paham kapitalisme individual sehingga sebagian mereka ingin melepaskan diri.  Tampaknya pengaruh barat mulai mendapatkan hasil dengan kelemahan kerajaan Turki ini, dan terlahir paham-paham yang ingin membebaskan, sehingga paham turki sendiri tidak dapat menghalangi mereka.
Jatuhnya Kota Baghdad pada tahun 1258 M, ke tangan bangsa Mongol bukan saja mengakhiri khilafah Abbasiyah, tapi juga merupakan awal dari masa kemunduran politik dan peradaban Islam, karena Baghdad sebagai pusat kebudayaan dan perandaban Islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu pengetahuan itu ikut pula lenyap di bumi hanguskan oleh pasukan Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan.
kehidupan. mereka berpindah-pindah mengikuti wilayah taklukannya dibawah kepemimpinan seorang Khan. Khan yang pertama dari bangsa Mongol itu adalah Yesugey, ayah Chinggis atau Jengis.
Timur lenk, salah satu keturunan Jenghis Khan misalnya, pada akhir hayatnya memeluk Islam, berkat usaha sultan Faraj, seorang dari raja Mamluk yang mengutus delegasi dengan pimpinan Ibn Khaldun Bapak Sosiologi Islam yang termashur saat itu.
Pada saat Mongol diperintah oleh Abu Sa’id ( 1317-1335 M ), terjadi bencana kelaparan yang sangat menyedihkan dan angin topan dengan hujan es yang mendatangkan malapetaka. Kerajaan Ilkhan yang didirikan Hulagu Khan akhirnya terpecah belah sepeninggalan abu Sa’id dan masing-masing pecahan saling memerangi. Akhirnya mereka semua ditaklukkan oleh Timur Lenk.
Ada dua aspek menarik dari pengkajian sejarah kerajaan Shafawi pada ( 1501-1722 M ). Pertama, lahirnya kembali dinasti Shafawi adalah kebangkitan kembali kejayaan Islam. Ketika Islam sebelumnya pernah mengalami masa kecemerlangan. Kedua, dinasti Shafawi telah memberikan kepada Iran semacam “Negara Nasional” dengan identitas baru, yaitu aliran Syiah yang menurut G.H. Jansen merupakan landasan bagi perkembangan nasionalisme Iran Modern.
Sepeninggal Abbas I, Kerajaan Safawi berturut-turut diperintah oleh enam raja, yaitu Safi Mirza (1628-1642 M), Abbas II (1642-1667 M), Sulaiman (1667-1694 M), Husein (1694-1722 M), Tahmasp II (1722-1732 M) dan Abbas III (1733-1736 M). Pada masa raja-raja tersebut kondisi kerajaan Safawi tidak menunjukkan grafik naik dan berkembang, tetapi justru memperlihatkan kemunduran yang akhirnya membawa kepada kehancuran.

3.2 Kritik dan Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, kami menyadari tentunya makalah ini tak lepas dari kesalahan-kesalahan, baik itu kesalah tulisan atau kesalahan materi, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari segenap pembaca dan dosen pengampu senantiasa kami harapkan, demi kesempurnaan makalah ini.





















DAFTAR PUSTAKA


Amin, Samsul Munir.Sejarah Peradaban Islam.Jakarta:Amzah.2010.
Bakri, Syamsul.Peta Sejarah Peradaban Islam.Yogyakarta:Fajar Media Press.2011.
Syalabi, Ahmad. Sejarah dan Kebudayaan Islam Imperium Turki Usmani, Jakarta: Kalam Mulia. 1988.
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam.Jakarta:Rajawali Press.2011.


[1] Dr. Badri Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : Rajawali Press,1999,hllm.130.
[2]  Dr. Badri Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam,hlm.130.
[3] Dr. Badri Yatim,M.A., Ibid.,hlm.131, juga Prof. Dr. Hamka, Sejarah Umat Islam, jillid III, Jakarta:Bulan Bintang, 1980  
[4]  Prof. Dr. Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspek, Jilid I, Jakarta :UI Press, 1985,hlm.84. juga Thomas W. Arnold, Sejarah Dakwah Islam, terjemahan dari The Preaching of Islam, Jakarta : Wijaya, 1981, hlm.130.
[5]  Syafiq A. Mughni, hlm.54-56.
[6] Ahmad Al-Usziry, Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX,hlm.323-324.
[7]  Hassan, Sejarah dan Kebudayaan Islam,hlm.306-313.

;;

By :
Free Blog Templates